Home » Posts filed under CERITA DEWASA COPY PASTE
Showing posts with label CERITA DEWASA COPY PASTE. Show all posts
Showing posts with label CERITA DEWASA COPY PASTE. Show all posts
Sulitnya menjadi istri seorang bisnisman ya gini nih. Menghadiri undangan pernikahan kolega saja terpaksa harus sendirian gara-gara ditinggal suami ke luar negri. Untunglah aku sudah terbiasa mengemudikan kendaraan sendiri. Sialnya kali ini aku benar-benar lupa kalau mobilku ini sudah lama tidak diservis. Suamiku tidak mau punya supir, tukang kebun bahkan pembantu. Hanya ada bik ‘Ndun yang datang tiap pagi untuk bantu beres-beres rumah dan siangnya ia kembali pulang ke rumahnya. Oh iya, namaku Nita, kini usia pernikahanku dengan mas Andi sudah jalan 3 tahun, kami belum dikaruniai anak. Bagaimana mau punya anak kalau kami jarang bertemu, akibatnya kamipun jarang berhubungan seks. Aku sendiri mulai khawatir dan bosan jika bertemu saudara selalu ditanya mana momongan kami mengingat usiaku kini sudah menginjak 24 tahun. Kedua orangtuaku sudah meninggal sejak dua tahun lalu, begitupula dengan kedua mertuaku.. parahnya aku dan mas Andi adalah anak tunggal, jadilah kini kami berdua benar-benar hidup berdua jarang sekali bertemu saudara kecuali ada acara pesta keluarga seperti yang baru aku hadiri malam ini, Mas Andi masih berada di Australia untuk kepentingan bisnisnya membuka peluang baru disana. Kini mobilku mogok dan aku terjebak dalam kegelapan malam di tengah jalan tol dalam kota, untunglah aku sempat menepi sebelum mobilku benar-benar mogok. Hampir setengah jam aku mengutuk diri di dalam mobil hingga aku akhirnya keluar. Mencoba membuka kap mesin mobil yang berasap dan berdiri kebingungan di pinggir jalan, awalnya aku ragu karena aku hanya mengenakan gaun malam satu tali dengan belahan cukup rendah sehingga tidak memungkinkan buatku mengenakan bra biasa kecuali model cup saja. Payudaraku tidak besar, biasa saja, sehari-hari bra yang kupakai ukuran 34c, normal untuk ukuran 160 dan berat 52 layaknya wanita Indonesia umumnya. Yang membuatku sedikit ragu untuk turun adalah gaunku yang hanya setinggi lutut padahal angin sangat kencang, gawat juga kalau ditiup angin sementara aku hanya memakai celana dalam mini thong yang hanya menutup bagian kewanitaanku saja, selebihnya hanya minim sekali meski tidak seminim G string.
Aku melirik jam tangan, ya ampun sudah nyaris jam dua belas malam. Kacaunya batere hpku habis. Di tengah kebingungan, tiba-tiba aku dikagetkan suara klakson mobil. Ada sebuah mobil bak terbuka parkir dibelakang mobilku. Aku sempat kaget ternyata mereka adalah petugas dinas kebersihan jalan tol yang baru selesai menjemput tukang sapu jalan tol. Dari perkenalan singkat aku ingat nama mereka Roy, Boy dan Joy, sepintas ketiganya setype, berkulit hitam, dekil, Roy tinggi besar, Boy gendut dan Joy kurus, rambut ketiganya masih berantakan dan dari jauh bau keringat menyengat sudah tercium bahkan semenjak mereka turun dari mobil. Tampaknya mereka baru mau pulang setelah bekerja menyapu jalan tol ini.
“Malam tante, apakah tante baik-baik saja?”, tanya salah satu dari mereka.
“Oh, aku tidak apa-apa, hanya mobilku yang mogok”, sahutku.
“Asapnya tebal sekali tante, boleh saya coba bantu lihat?” kata temannya.
“Oh silahkan..”, sahutku.
“kenalkan tante, saya Roy”, sahut pria terakhir yang turun dari mobil, matanya tampak belanja ke arah belahan dadaku yg rendah dan ya ampun… wajahnya seram sekali, seperti ada bekas luka memanjang di pipinya.. ngeri sekali.
Roy yang sepintas mirip Budi Anduk itu lalu memperkenalkan dua temannya, “itu yang gendut Boy tante, dan yang gondrong lagi lihat mesin mobil tante namanya Joy” lanjutnya sambil menunjuk dua temannya.
Si Boy lebih mendingan sedikit, meski kulitnya tampak paling hitam dibanding lainnya namun wajahnya mengingatkanku pada sosok Benoe Boeloe yang sering muncul di transtv. Sementara Joy, sepertinya lebih mirip Sule, agak gondrong gitu.
Sambil tertawa geli aku memperkenalkan diri, “panggil saja aku Nita”, sahutku.
“Tante, ini radiatornya ga ada airnya, kering, karena panas mulai merusak komponen lain, tante ga mau kontak orang rumah saja?” teriak Joy dari balik mesin mobilku.
“Ya ampun.. aku lupa periksa tadi yah.. aduh hpku mati lagi.. gimana yah?” balasku agak panik.
Waduh, mobil yang kubawa ini tidak mungkin bisa jalan lagi malam ini.. Berarti aku harus panggil taxi dan telpon asuransi mobilku, pikirku dalam hati.
“Silahkan tante, pakai hp saya..” kata Boy menyerahkan hpnya padaku.
Aku sibuk kembali ke dalam mobil mencari nomor telepon taxi dan asuransiku. Setelah beres, aku kembali menemui mereka. Kap mobilku sudah ditutup, asap sudah tidak terlalu ngebul.
“Wah, tante mobil ini mahal sekali kalau di servis yah” sahut Roy
“Iya tante, kok bisa mercy S600 seperti ini radiatornya sampai kosong tante? Sayang banget nih rusak.. eh, asuransi sudah ditelpon tante? Sudah telpon taxi juga? Kalau mau, kami biar temani tante dulu disini sampai semua beres” sahut Boy beruntun membuatku bingung.
“oohh iya iya kalau kalian ga keberatan, dengan senang hati tante mau ditemani” singkatnya
Setelah hampir setengah jam menungu, Derek dari asuransiku datang. Setelah urusan administrasi selesai dan mobilku diderek kini aku yang bingung. Karena taxi yang kupesan tak kunjung tiba.
“Tante, kalau mau biar kami yang antar tante pulang, sepertinya malam minggu begini akan sulit mendapat taxi kosong”, kata Joy.
Aku masih berkeras menunggu dan akhirnya aku ditemani pria itu menunggu taxi di pinggir jalan tol, karena iseng Boy mulai memainkan fasilitas video dari hpnya,
“emang ga gelap Boy?” kata Joy.
“Nggak kok malah bagus kena lampu jalan”, balas Boy sambil menshoot kami
Aku sempat risih saat Boy mengambil gambarkuku close up dari wajah sampai kaki, tapi berhenti lama di saat menshoot bagian dada dan paha, tapi aku akhirnya geli sendiri, mereka ini pasti mulai tertarik dengan bajuku yang cukup sexy malam ini. Tak hentinya Boy menshoot diriku dan memintaku tersenyum ke arah kamera hpnya. Tak diduga, tiba-tiba hujan turun langsung deras, Boy yang pegang kunci mobil langsung mengajak kami masuk mobil. Karena itu mobil bak terbuka akhirnya aku terpaksa berhimpitan di dalam mobil, bau aroma panas matahari dan keringat belum lagi campuran debu sempat membuatku mengernyit menahan bau menyengat dari tubuh mereka, tapi mau bagaimana lagi, Joy kembali menawarkan untuk mengantarku pulang. Akhirnya aku setuju, namun mereka terkejut saat aku beritahu rumahku di Cinere. Tampaknya jelas mereka tidak mengenal lokasi alamat rumahku, namun mereka tetap setuju hanya saja meminta persetujuanku untuk keluar tol dulu membeli bensin karena bahan bakar yang ada sudah tiris. Aku tadinya menawarkan untuk membayari dengan kartu kreditku namun baru teringat aku sama sekali tidak bawa dompet selain tas kecil berisi uang receh untuk parkir, ktp, kunci mobil dan hp. Melihat aku yg kebingungan karena lupa bawa uang dan kartu kredit, Roy mengusulkan untuk mampir ke pos mereka saja sebentar untuk pinjam uang kas kantor, sebab merekapun tidak bawa uang. Kami semua setuju, jadilah aku duduk ditengah terhimpit Joy sementara Boy nyetir dan Roy disisi pintu. Dalam perjalanan menuju pos mereka, baik Joy dan Boy tak hentin-hentinya bersandiwara seakan tak sengaja menyentuh paha atau dadaku, akupun berulangkali berusaha menyingkirkan tangan jahil mereka sambil mengomel kecil.
Singkatnya tiba di pos mereka Roy, situasi tambah memusingkan, brankas berisi uang dikunci dan kuncinya dibawa oleh rekan mereka yang bertugas shift siang.
“duh maaf tante aku sungguh ga tau kalau akan seperti ini.” kata Roy.
“Ya sudah tidak apa-apa, toh bukan salahmu kalian dan aku malah aman bersama kalian” kataku.
Akhirnya, aku memilih untuk beristirahat di rumah pos itu bersama mereka. Di ruang kecil yang hanya berupa peti kemas di sulap menjadi pos itu, kami berbincang dan bercanda sambil ngemil dan minum bir. Setelah sekian lama dan beberapa botol bir mulai habis, obrolan mulai mengarah ke hal-hal yang menjurus seks dan tidak kuduga, tiba-tiba Joy bertanya soal suamiku. Setelah tahu kondisiku yang kesepian, Boy yang duduk di sebelahku mencoba merangkulku dan bertanya,
“tante.. boleh nggak aku onani di depan tante? Habis tante seksi sekali dari tadi Boy sudah ga tahan tante…” aku sangat terkejut dan tak menduga kalau Roy ikut duduk di sebelahku dan mulai mencoba menciumi leher dan tengkukku.
Aku sangat kaget dan takut, “eh jjj jangan dong.. aku nggak mau.. nggak berani..” sahutku.
“Nggak apa tante, lagipula tante juga sudah lama nggak terpuaskan sama suami tante kan? Lagipula telingamu indah sekali, kamu wangi sekali tante aku ingin menjilatinya” kata Roy berusaha mengintimidasi, tangannya kirinya mulai mengelus pahaku dan tangan kanannya merangkulku dari belakang.
Joy yang awalnya hanya duduk berdiri mendekatiku dan membuka resleting celana kumalnya, penisnya yang masih layu di pamerkan tepat di depan wajahku. Aku panik dan berusaha meronta,
”ehh jangan.. kalian mau apa sih.. tadi kan kalian nggak seperti ini, lepasin aku.. aku keluar saja” ucapku panik.
“tante mau kemana? Di luar hujan deras dan ini di tengah jalan tol, jauh dari mana-mana, lebih aman bersama kami dan kami akan bantu tante malam ini dengan memuaskan tante, hehehe” kata Boy sambil tertawa di sebelah kananku..
Roy yang merangkulku erat tetap duduk, Boy berdiri dan pergi ke belakang sementara Joy yang sudah melepas celananya mulai mengocok penisnya di depan wajahku.
“Tante Nita, jangan merem aja dong ga usah takut, kalau tante nurut sama kita dan nggak nakal, besok Tante akan kita anter pulang tapi malam ini kasih kita kesempatan untuk bikin tante puas.. hahahaha”
Tak lama kemudian, Boy datang dengan membawa dua buah borgol. “lihat borgol punya satpol PP ini akhirnya ada gunanya hehehe,” tawa Boy senang melihatku mulai ketakutan..
“Tante, baju tante bagus sekali dan sayang kalau kotor.. sebaiknya tante lepas saja daripada rusak nanti..” usulnya. Usul itu langsung disambut oleh Roy.
“Betul itu Nit, mending kamu lepas saja dari pada rusak dan besok kamu toh nggak mau pulang telanjang kan?” ucap Roy lalu melepas rangkulannya dan memaksaku berdiri.
Mereka yang awalnya sopan entah karena pengaruh alkohol mulai memanggil dengan menyebut namaku saja. Aku mulai gemetaran dan memohon-mohon pada mereka,
“ampun jangan, aku sudah bersuami, jangan apa-apakan aku, jangan sakiti aku, lepaskan aku..” aku mulai menangis ketakutan.
Tiba-tiba Roy membentak sambil menampar pahaku ppllaakk, “siapa suruh kamu nangis sih?! Ayo lepas bajumu!! Atau kamu mau kami yang lepas itu baju kamu? Mau kami robek-robek bajumu?!”
“Aaa Ammpunn iya.. iya aku lepas tapi jja jangan sakiti aku..”ujarku sambil membuka rusliting gaunku dari belakang.
Pelan tapi pasti aku akhirnya nyaris bugil di depan tiga pria tak dikenal ini. Aku sadar penuh tak lama lagi aku akan mengalami perkosaan bahkan mungkin saja aku akan disakiti, disiksa bahkan dibunuh.. Pilihanku untuk bertahan hidup hanya satu, ikuti kemauan mereka. Akhirnya sambil gemetaran aku lepaskan gaunku yang semula aku gunakan untuk mentutupi payudaraku dan bagian bawah tubuhku. Srrreettt gaunku di renggut paksa oleh Roy dan tanpa banyak bicara dilepasnya pula celana dalamku sambil menghinaku,
”Dasar tante girang, malam-malam keluyuran pakai baju kayak gini, mending ga usah pakai celana dalam sekalian daripada kayak gini..” ujarnya sambil melolosi celana dalamku.
“Wuah, teteknya besar juga yah.. masih kenceng banget lho Nit, nggak kayak pecun-pecun di plumpang hahaha”, ujar Joy tangannya mulai menjamah dan mengelus kedua payudaraku.
“wah memeknya gundul, memang tau banget nih tante girang selera gue..” kata Boy yang melihatku dari kejauhan.
Boy langsung menghampiriku dan memintaku berlutut di tengah mereka. Aku menurut dan mulai pasrah,
”iii iiya aku nurut tapi tolong jangan sakiti aku..” pintaku sungguh-sungguh.
“bagus itu, nurut aja, nanti kamu pasti akan kami bikin keenakan..” kata Boy sambil memborgolku.
Pergelangan kiriku diborgol menyatu dengan pergelangan kaki kanan dan sebaliknya pergelangan tangan kananku diborgol menyatu dengan dengan pergelangan kaki kiri. Posisiku sangat tidak enak dan sangat terintimidasi. Joy yang kini sudah telanjang hanya memakai celana dalam saja mengambil tali rami dan menyatukan paha kiri dengan betis kiriku dan betis kanan dengan paha kananku lalu diikat erat dengan tali rami. Kini posisiku benar-benar tidak nyaman, berlutut dengan kedua tungkai dipaksa mengangkang dan tangan terborgol menyatu dengan kaki membuat aku seakan membusungkan dadaku kedepan dan langsung menjadi bulan-bulanan mereka yang berebutan meremas dan memainkan putingku dengan kasar bahkan sangat kasar hingga Roy dengan kejam memelintir putingku masing-masing kearah berlawanan hingga aku menjerit-jerit kesakitan.
“Ahhh ammpun jangan sakittt sekali ammpunn..”pintaku menghiba.
Roy yang kini tampaknya menjadi pimpinan membentakku,”eh tante girang, mulai sekarang lo mesti panggil kita ‘TUAN’!! karena lo mulai sekarang udah jadi budak kita-kita.. lo mesti nurut apapun perintah kita kalau lo masih mau hidup!! Ngerti?!!”
Aku hanya menggigit bibir menahan sakit dan perih di putingku. Karena aku tidak menjawab, pelintiran semakin keras dan brutal hingga aku menjerit-jerit minta ampun,
”aaaaaaaahhhhhhhh iiyyaaaa Tttuannn aku nurut.. ammppuunn sakkitt Ttuann.”
Boy yang sempat menghilang datang lagi, kali ini membawa botol bekas bir dan menaruhnya tepat di bawah vaginaku. Tangannya kini mengelus dan berusaha memasukkan jarinya ke dalam liangku. Aku menggeliat menahan ngilu karena ulah jemari Boy yang nakal mulai bergerak-gerak di dalam liang vaginaku. Hal itu membuatku limbung hingga akhirnya jatuh terlentang dengan posisi kaki langsung mengangkang lebar karena ikatan dan borgol yang menyatukan kakiku dengan lenganku.
“Hahahahah liat tuh belum apa-apa langsung terlentang ngangkang.. udah ga tahan pingin ngentot ya? Dasar tante gatelan!!!”, hina Boy yang membuatku mulai terisak menangis lagi.
Boy yang wajahnya mirip Benoe Boeloe itu mencoba membuka bibir vaginaku, mencari kelentitku dan mencubitnya dengan keras hingga aku menjerit-jerit antara sakit dan nikmat, sampai tak terduga tanpa bisa aku tahan, cairan nikmatku muncrat keluar, aku yakin itu bukan cairan orgasme, namun aku tak bisa menahan hingga membuat mereka tertawa-tawa.
“Hahahahaha tadi minta ampun sekarang minta tambah hahaha enak kan Nit? Mau lagi? Hahahahaha” hina Boy sambil terus mengobok-obok vaginaku.
Joy yang dari tadi hanya mengenakan celana dalam mulai melepas dan bersimpuh di sebelahku, “Ayo nit, di cicipi kontolku ini, hehehe kamu pasti suka..” ujarnya kurang ajar sambil menempelkan kepala penisnya ke bibirku. Rasa mual langsung menjalar, bau khas kemaluan pria ditambah bau keringat yang aromanya sangat tidak enak langsung tercium hidungku. Rasa jijik melihat rimbunan bulu jembut Joy semakin memualkanku namun itu tidak ada artinya, Joy tetap saja mengoleskan kepala penisnya ke bibirku seperti mengoleskan ujung lipsick, rasa asin dan pahit langsung terasa di ujung bibir. Seumur hidupku aku belum pernah mencium penis lelaki apalagi mengulumnya. Jijik rasanya mengingat itu adalah alat untuk membuang urine. Dengan pacar atau suamiku saja aku belum pernah dan kini aku dipaksa untuk melakukannya dengan pria yang sama sekali belum kukenal. Astaga rupanya Joy ini tidak disunat, begitu penisnya mengacung, tampak di kepala penisnya kerak-kerak putih yang sepertinya adalah sisa-sisa air kencing yang telah mengering, bau pesing dan aroma menjijikkan benar-benar membuatku mual. Tapi entah bagaimana akhirnya aku menjulurkan lidahku. Mungkin akibat dari kenikmatan yang muncul dari bawah vaginaku yang masih tak henti-hentinya di obok-obok oleh Boy, membuat rangsangan nikmat juga menjalari tubuhku. Rasa hangat dan nafsu menagih ingin dipuaskan menggelegak. Aku mulai menuruti perintah Joy untuk mencicipi penis baunya itu. Pelan-pelan aku jilati kepala penisnya, mulai dari lubang kencingnya yang mulai berair atau masih berair sisa kencing aku sudah tidak peduli, rasa asin dan jijik serta bau aroma yang memualkan seperti hilang. Kerak-kerak di kepala penis Joy yang semula membuatku mau muntah kini malah aku jilati dengan pasrah dan penuh nikmat, rasanya yang asin dan getir malah membuatku mencucup-cucup ujung kepala penisnya. Hingga penis itu bangun dan menegang keras. Setelah tegang penis hitam itu, sepertinya semakin menambah nafsuku saja. Tak kurang dari panjang sebuah mentimun kurasa aku pasrah saja saat Joy mulai memaksaku untuk mengulum dan menggelomoh penisnya hingga keujung pangkal penisnya. Wajahku dan hidungku benar-benar mentok sampai ke jembutnya yang rimbun dan bau, Joy mulai memperkosa mulutku hingga kedua biji penisnya menggantung beradu dengan daguku.
Tiba-tiba rasanya vaginaku terbelah dan aku berusaha menjerit namun terhalang oleh penis besar yang ada di kerongkonganku, rupanya Boy memaksa masuk mulut botol bekas bir tadi, dan mengocok-ngocoknya dengan ganas. Sakit awalnya namun lama-lama nikmat mulai menggantinya rasa sakit hingga aku mulai mendesah-desah. Roy yang masih tergila-gila dengan payudaraku juga tak henti-henti meremas, memerahnya seperti ambing susu sapi. Menyentil, memelintir dan menarik-narik putting susuku tanpa belas kasihan hingga iya sepertinya menemukan ide baru. Tali rami sisa untuk mengikat kakiku dililitkan mengelilingi bongkahan payudaraku kiri dan kanan lalu di putarkan mengelilingi punggung di atas dan bawah payudaraku hingga kini payudaraku semakin melembung besar. Sakit dan ngilu sekali rasanya karena peredaran darah menjadi tidak lancer, dalam waktu singkat warna buntalan payudaraku langsung berubah jadi ungu kebiruan aku tak bisa protes karena masih harus mengulum penis Joy sementara Boy tetap konsisten memainkan mulut botol bekas bir ke dalam vaginaku dan terus mengocok-ngocoknya. Sampai aku merasa melayang dan lemas, orgasmeku sudah dekat bahkan sangat dekat hingga menbuat mataku berkunang-kunang, aku sudah tidak mempedulikan Joy yang makin brutal memperkosa mulutku aku sangat ingin mendapat orgasme yang sudah lama sekali kunanti-nanti. Saat orgasme sudah mencapai puncaknya aku sudah menjerit tertahan tiba-tiba kocokan botol di dalam vaginaku terhenti dan Joypun menghentikan aksi brutalnya. Roy yang tengah menyiksa payudaraku juga tiba-tiba menjauh dariku. Aku histeris dan kelojotan sendiri seperti tak tertahankan pinggulku bergerak tak tentu arah semua tungkai dan ototku mengejan keras namun karena rangsangan terhenti sangat menyiksa sekali rasanya hingga aku menangis dalam kesal. Orgasme yang sudah didepan mata tiba-tiba sirna. Adapun Roy yang langsung mengambil posisi berlutut di depan vaginaku mengambil posisi untuk memasukkan penisnya.
“Nit, kamu mau orgasme nggak?” tanyanya jahat.
“mmaauu mmaau tuan, toloongg jangan siksa aku.. “, sahutku
“kalau mau, kamu mesti mohon ke kita doongg bilang kamu minta dibuat orgasme..” tambahnya makin kurang ajar.. aku yang sudah hilang akal sehat tanpa piker panjang menghiba mereka, “iiyyaaa tuan tolong bikin aku orgasme, aku sudah ga tahan lagi.. tolong tuan..”
“wah udah sange berat nih tante girang hahaha “, kata Roy yang langsung menghunjamkan penis hitam dan kekarnya langsung sekali tusuk ke dalam relung vaginaku.
Aku menjerit sejadi-jadinya karena meski sudah tidak perawan bahkan sudah mendapat pemanasan dari botol bekas bir tadi, tapi karena orgasmeku tertahan vaginaku pasti langsung mengering dan tanpa cairan pelumas alami, sama saja dengan vaginaku seakan menjadi perawan lagi yang ditembus penis waktu malam pertama dulu. Apalagi penis Roy sepertinya benar-benar besar dan panjang hingga aku merasa di bawah perutku tepat di peranakanku kepala penisnya langsung mengaduk-aduk tanpa ampun. Aku masih menjerit-jerit kesakitan dalam isak tangis saat Joy tanpa peduli kembali memperkosa mulutku. Kerongkonganku sampai lecet rasanya di sodok-sodok dengan penis panjangnya. Boy yang belum kebagian entah kemana menghilang lagi. Sodokan demi sodokan di kemaluanku dan di kerongkonganku terus berlangsung. Jeritanku perlahan berganti dengan desahan antara sakit dan nikmat.
“aaoocchhhkkk ooohhkk aaahhkk ttuuaanngghh ppeellaanngghh peeellaannghhh aakkhh aaoohhkk” terus begitu hingga tiba-tiba rasa panas menyengat perut dan dadaku.
Aku tak bisa melihat apa yang terjadi karena Joy kini berada di atas dadaku dan memperkosa keroongkonganku dengan bengis.
Sepertinya Joy yang tadi menghilang telah kembali dengan ide barunya untuk menyiksaku, rupanya ia meneteskan lilin yang tengah menyala ke sekujur tubuhku, mulai paha, perut, dada bahkan payudaraku jadi tempat favoritnya untuk ditetesi lilin. Rasa sakit kini menjadi-jadi hingga aku tak mampu menahannya lagi jeritan dan desahanku menjadi tak terkendali anehnya rasa panas yang membakar kulitku rasanya malah menambah dan mamacu nafsuku untuk mencapai orgasme.
Putingku yang kini terasa kebas karena panasnya lelehan lilin terasa semakin munjung mengeras, sementara kerongkonganku mulai terasa mengatup dan liang vaginaku mencengkram keras hingga aku serasa tak sadar dan melayang, jeritanku semakin menjadi dan orgasme yang kutunggu sudah semakin dekat aku sudah tak mampu memberontak bahkan menjerit saat cairan nikmatku meluncur dan muncrat tak tertahan lagi seperti melepas kencing yang tertahan berjam-jam rasanya. Lama sekali orgasme puncakku saat itu hingga aku hampir pingsan rasanya dan tersadar lagi saat dimulutku terasa cairan kental dan sangat pahit memualkan menggumpal di dalam kerongkongan dan aku sadar bahwa itulah sperma Joy yang sudah orgasme dan langsung disusul Roy yang dengan brutal menggenjot tubuhku yang sudah lemah tak berdaya hingga spermanya langsung menembak ke dalam liang kesuburanku. Aku yang mengingat bahwa ini adalah masa suburku langsung menangis tersedu-sedu membayangkan aku akan hamil akibat perkosaan memalukan ini. Joy akhirnya mengeluarkan penis panjangnya dari keronkonganku dan Roypun perlahan menyingkir dari atas tubuhku. Belum sempat aku beristirahat, Joy dengan kasar membalikkan tubuhku hingga posisiku kini benar-benar memalukan, menungging dengan kaki terkangkang hingga lubang kemaluanku bakan lubang analku terekspose dengan jelas. Posisi tanganku yang terborgol menyatu dengan kakiku membuat tumpuan tubuh atasku hanya pada bahuku saja sakit sekali dan pegal rasanya kepalaku terpaksa miring ke kiri atau ke kanan menahan pegal belum lagi sisa gumpalan lilin yang telah berkerak mengering di kedua bongkahan payudaraku membuatku semakin tersiksa.
“aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh sakiiiiiiiiiiittt aammppuunn tuaaannn”, jeritku begitu menyadari Boy rupanya ingin memperkosa lubang analku.
Botol sisa bir tadi di jejel-jejelkan ke lubang analku hingga masuk dan diputar-putarnya didalam sana membuatku semakin lemas dan mengiba-iba minta ampun agar tidak diperkosa di lubang itu.
“Jangan di situ tttuuaaann ssaakiit sekali aku bisa mati tuaaann”, pintaku memohon belas kasihan dari Boy.
“Nggaklah, tante girang secantik kamu ga akan kubiarkan mati, paling tidak sebelum kuperawani dulu boolnya hahahahahahahaha” balasnya dan langsung tanpa peringatan mencobloskan kepala penisnya yang bentuknya mirip dengan postur tubuhnya yang gendut.
Penis gemuk namun panjang itu perlahan masuk dan terus semakin dalam di lubang analku. Jemari kakiku bahkan sampai mengkerut menahan sakit. Mau pingsan rasanya namun rasa sakit tak tertahankan rupanya malah membuatku tetap tersadar. Hingga mentok ke ujung pangkal penisnya Boy mendiamkan posisinya. Aku yang menangis-nangis pilu seperti diberi kesempatan untuk bernafas setelah menahan ngilu dan perih. Cccttaaaarrr ccttaaaaaaaarrr ccttttttttaaaaarrr ,
”aarrrrgghhhhh ssssaakiittt saaakiitttt aaaaaahhhhhhaahmmmppuunn jangan tuann” reflek aku mengiba, saat tiba-tiba rasa perih menyengat punggungku. Joy dan Roy rupanya memecutku dengan ikat pinggang kulit mereka.
“ayoo goyang jangan diem aja!! , perintah Roy “kalau lagi di entot lo mesti goyang dong jangan mau enaknya sendiri aja emang dikira ga cape aja ngentotin bikin elo puas? Jangan egois gitu dooonggg!!!” kata Joe seenaknya sambil terus memecutku.
Aku berusaha menggoyangkan pantatku namun posisiku yang tidak menguntungkan dan rasa sakit di lubang analku membutku terhalang dan meski sudah berusaha dengan tenaga yang sangat lemah sepertinya itu sia-sia. Aku sama sekali terlihat tidak gyang dan dianggap membangkang perintah mereka. Cccctttaarrr ccttaaarrr cctaaarr ccctaaaarrr lecutan dan pecutan semakin menjadi aku hanya berteria-teriak pasrah dalam keadaan lemas dan diantara isak tangis,
”hhhiikksss suuddaaahh ttuuaaann saaayaaa sudah gooyyaannggg aakkhhhhh aaammppuuunnn aaaaaaaaaahkkkhhh ssuuddaaahh ggoyaangg ttuaaannn aaammpuunn”
“dasar tante girang egois, sudah dibikin enak masih sembarangan aja bohong ayoh goyang bikin temen gw juga enak!!!!!” perintah Roy kejam sambil semakin keras melecut-lecut punggungku.
Rasa sakit di lubang anal dan punggungku benar-benar menyatu menjadi rasa sakit yang belum pernah seumur hidup kurasakan, ingin pingsan rasanya agar aku tak harus merasakan siksa seperti ini namun setiap kali mulai tak sadar pecutan dan tamparan serta jambakan di rambutku membuatku kembali tersadar. Akupun dengan segenap tenaga yang tersisa berusaha untuk menggerakkan pinggulku disertai lecutan yang semakin keras. Jeritan demi teriakan semakin lemah yang muncul justru nafsu untuk kembali orgasme. Aneh rasanya rasa sakit yang menderaku maah meningkatkan gairahku untuk menuju puncak. Tanpa kusadari bahkan aku bisa memaksa pinggul dan dan pantatku untuk bergoyang. Jeritan kini berubah menjadi desahan, bahkan saat dilecut bukan lagi jeritan namun erangan yang terdengar semakin menggairahkan nafsu para pria jelek itu. Jepitan analku di penis Boypun semakin menjadi saat lecutan ikat pinggang kulit mendera kulit punggungku akibatnya Boypun seperti kesetanan memperkosa pantatku. Tangannya menampar-nampar buah pantatku, desahan nikmat diantara sakit yang menderakupun semakin jadi.
“Aaakkhhh tuann akkuuu hammpirrr sammppaaaiii aakkhhhh eeerrgghhhh eennngghhhh ooohhhh aaarrgghhhh” jerit dan desahku semakin menjadi mengiringi deraan lecutan dan sodokan pria-pria bengis itu hingga akhirnya Boy dan aku mencapai orgasme nyaris bersamaan.
Sperma Boy muncrat duluan tak terhalang langsung menuju lambung dan maagku. Berjuta benih kejantanan bercampur dengan dengan sari makanan sisa pesta semalam. Aku tak peduli lagi lemas dan tak berdaya langsung membuatku ambruk ke samping begitu Boy menarik lepas penisnya. Roy dan Joy melepas ikatan dan tali di tubuhku sementara Boy membuka borgol yang memasungku namun kini tanganku kembali diikat kedua sikut lenganku disatukan hingga tannganku menyatu di belakang punggungku membuat dadaku tetap membusung. Borgol di tanganku tetap dipasang dan aku kini diminta berlutut. Sulit sekali rasanya setelah orgasme dua kali dengan gemetaran aku menuruti perintah mereka untuk mengulum ketiga penis mereka bergantian. Rupanya itu adalah menu terakhir malam itu, mereka semua mengakhiri perkosaan dengan memuncratkan sperma kental mereka ke wajahku. Aneh rasanya mendapati sperma di wajah mengalir pelan ke dagu bibir dan tanpa sadar lidahku mengecap-ngecap berusaha menjilati sperma yang menetes padahal rasanya sangat anyir dan getir pahit. “Hahahaha lihat nih sitante, cantik-cantik ternyata doyan banget sama peju.. sini aku bantuin hahahaha”, kata Joy sambil mengoleskan spema mereka dengan batang spidol bekas untuk dimasukkan ke mulutku. Aku yang awalnya tak sadar mengecap sperma malah seperti ketagihan dan menghabiskan bahkan menjilati sisa sperma mereka hingga bersih. Wajah dan tubuh telanjangku terasa lengket sekali dan sepertinya mereka mengetahui hal itu. Tanpa kasihan Roy menyeretku keluar dan mengikatku di bemper mobil. Aku berteriak-teriak menolak malu karena dipaksa keluar pos dalam keadaan telanjang bulat dan terikat tak berdaya. Akhirnya aku dipaksa berdiri di tengah hujan deras diluar pos mereka, aku mengenali daerah itu, ternyata pos mereka berada di sekitar daerah cawing tepat dibawah tol namun sepi sekali hanya sesekali kendaraan melintas entah jam berapa namun aku yakin itu sudah hampir pagi, aku yang menggigil kedinginan akhirnya diseret masuk kembali di handuki sampai kering dan dibiarkan tertidur di atas tikar lusuh sampai pagi. Entah bagaimana nanti, aku yang benar-benar kelelahan akhirnya tertidur.

Pada hari sabtu teman business suami gw namanya Anton ulang tahun yang ke 27, dia tergolong pria muda yang cepat melejit menjalankan usahanya. Mengadakan pesta ulang tahunnya di sebuah diskotik ternama dan terkenal di jakarta, dia mengundang kami dan beberapa teman dekatnya, juga rekan bisnisya. Ada beberapa dari mereka yang kami kenal, ketemu beberapakali, pada saat gw menemani suami sgw kerja. Mereka masih ter golong muda yang paling tua umur 31, seperti Alit 25 tahun tampan tubuh atletik juga di undang.
Hari sabtu gw mempersiakan diri gw agak sexy untuk hangout ntar malam, dengan mengunakan rok mini berwarna merah menyala dan agak transparan dan celana dalam jenis G-string yang matching, kucukur bulu memek gw sampai halus agar tidak kelihatan keluar dari G-string dan memakai minyak wangi agar badan berbau wangi dan exotic gw siap untuk hangout. Begitu suami melihat gw berhenti sejenak dengan expresi terpesona, wah wah gwng lo kelihatan sexy sekali malam ini. Gw senyum sambil mengoda dia dengan bungkuk dan mengoyangkan pantat gw yang sexy kekanan kekiri kaya penari striptise, dan berkata “mau gwng” he3
Dan kita berangkat dan tiba di TKP, dan kamipun segera menuju keruangan yang telah dibooking Anton. Saat kami masuk ruang yang exclusive itu, dengan sofa yang kelihatannya nyaman, dan para tamu sudah datang termasuk Alit yang membawa pasangan dia Wulan berumur 20 tahunan, tubuhnya sangat sexy dengan bentuk payudara yang menonjol ukuranya sekitar 36 B dan muka yang manis dan sangat cantik, Wulan memakai rok mini coklat dengan sepatu hak tinggi coklat. Tapi aneh gw merasah semua laki laki di situ memandang ke gw, dan gw merasa dilihat dari ujung kaki sampai ujung dada, kami di perkenalkan sama Anton kepada teman2 nya, Agus umur 24 thn tampang ABG banget cukup ganteng, Roni umur 30 thn dengan penampilam bersih dan rapi, dan tentu Alit yang sudah gw kenal sebelumnya! dia merangkul dan mencium pipiku, sambil membuatku terkejut tangan kanan dia meraba dan meremas pantatku tanpa sepengetahuan suamiku, itu membuatku malu, terangsang dan pipiku memerah.
Tak lama kemudian cewek masuk dengan pakaian sangat sexy sepatu boot hitam yang tinggi selutut, dada membusung kedepan, dan berjalan dengan PD sekali bernama Putri (menurut gw Putri orangnya sangat liar, cantik dan centil), kata suamiku itu cewek stripper untuk mebuat malam lebih asik. Setelah semua duduk di sofa yang telah tersedia botol miniman dan gelas yang sudah penuh minuman. Alit bediri dan mengambil minuman yg dimeja dan bersulang untuk ulang tahunnya Anton, semua bertepuk tangan dan mengambil minuman, dengan lampu di padamkan sedikit agar remang remang, dan kami semua minum, Anton bilang “Habiskan yaaa” minumannya sangat terasa sekali alkoholnya. Dan setelah kami semua minum habis Alit tertawa sambil berkata “nikmati malam ini karena minuman itu telah dicampur Inek hadiah dari Anton” kami semua berseru mantabssss!!!. Saat itu juga lagu techno membuat suasana menjadi tambah hidup!
Gak lama badanku merasa ringan tangan mulai dingin, dan perasaan enak dan horny mulai terasa emang setiap dikasi inex bawaan gw horney aja. Dan kamipun berdiri sambil berpelukan dan bergoyang dalam irama denyutan music yang ada. Baru terasa dada suami gw bergesekan dengan dada gw, membuatnya putingku berdiri tegak dan seirama dengan dada gw menyeterum ke memek ku mulai terasa basah. Tiba2 suami melepaskan gw untuk mengambil minum di meja. Sendiri gw bergoyang didepan dan serasa semua mata laki2 disitu melihat gw Alit, Agus, Roni, dan Anton, gwpun mulai bergoyang lebih erotis dan memeluk org didekat gw, tanpa sadar Putri sang stripper bergoyang dan merangkul gw, karena gw asik aja, kita berdua bergoyang erotis berdempetan dan tangan Putri berada didada gw yg berdiri on. Gw melihat suamiku lagi asik dengan Wulan meraba raba pantatnya sambil bergoyang diantara selangkangan Wulan dan Wulanpun memegang kepala suami gw didepan dadanya yang montok sambil digoyangkan. Gw pun tak perdulikan gw lagi didunia enak banget.
Tak sadar kalau Anton mendekat dan gabung ama kita berpelukan sambil tangan kanannya berada di dalam rok mini Putri. Dan yang kiri memelukku dari pundak dan tangannya meremas remas dada gw dan gw sangat menikmatinya ! Anton meninggalkan kita dan tanpa gw sadar memberi aba aba ke Putri untuk mulai melepaskan pakaiannya (striptease), Putri mulai bergoyang lebih erotis didepan gw dan mengunakan tubuhku seakan akan gw cowok, dia melekuk lekuk sambil meraba tubuhku dari leher, ke dada, dan ke pantatku berulangkali dia lakukan itu Putri meminta gw untuk membuka kancing rok mini yang dia kenakan, dengan kondisi horny dan fly gw turuti, dan terdengar suara siul2 dari cowok cowok, sampai kancing terahir rok mini Putri kubuka dan sekarang kelihatan jelas BH berwarna hitam dan CD tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan memeknya yang tanpa bulu sehelaipun. Dengan gaya erotis Putri menjilat, dan memilin dada gw dan putting ku dari luar rokku sambil bergoyang goyang erotis, sedangkan tangannya meraba raba pantat gw sambil menaikan rok miniku sampai terlihat G-stringku seirama denyutan music yang ada, dan sekali kali meraba memek gw dengan jarinya secara lembut dan erotis dari luar CDku (hal itu membuat memek gw on dan basah). Gw merasa sudah didunia nikmat dan gak perduli yang melihat gw. Gw berbalik untuk melihat suasana dan suamiku yang masih dengan Wulan, dia sedang meraba raba dada Wulan dari dalam BHnya dan tangan satunya berada diselangkangan Wulan sedang memainkan memeknya, kulihat suamiku sedang on berat dan horny banget kayaknya.
Kembali gw menikmati goyangan serta rabaan Putri kepada tubuhku. ternyata Putri telah melepaskan BH dan CDnya dan bergoyang telanjang bulat, siulan kembali ku dengar dan membuatku lebih liar dan berani. Putri mulai melepaskan rokku dengan pelan dan lembut dan berhenti pada kancing yang didepan perutku, membuat BHku kelihatan bagi yang mau lihat dada gw, dengan cepat dan lembut Putri telah melepaskan kaitan belakang BHku dan BHku jatuh kelantai memperlihatkan dada gw yang Putri dengan putin yg sedang berdiri menunjukan betapa hornynya gw, dengan gerakan erotisnya Putri bergoyang dengan memainkan dada dan memilin putinku yang telanjang sambil diisep, dan dijilat dengan lembut, dengan tangannya bergerak untuk melepaskan rokku dari pundakku, dengan kenikmatan yang ku rasakan gw tidak memperdulikan rok miniku jatuh ke lantai, membuat gw topless dan bergoyang hanya dengan G-stringku.
Gerakan Putri tambah hot dan erotis melekuk lekuk dan mengerakan pinggangnya seolah olah dia lagi fishing gw, dan tambah ganas Putri mengisep isep dada gw dan tangannya mengelus elus vagina gw sambil jarinya keluar masuk, dia tahu betapa basahnya vagina gw, yang sudah keluar lendir menembus G-stringku. Gw buka mata gw gw melihat Alit berada di belakang Putri dengan tangan yang bergerilia ke dada dan memeknya, dan mencium Putri dengan lidah dijulurkan kemulutnya yg disambut juga dengan lidah Putri didepan mata gw. Gw termenung melihat mereka sampai gw tak sadar kalau Putri melepaskan G-Stringku, yang membuatku telanjang bulat dan bergoyang, gw segera melihat reaksi suamiku yang ternyata dia lagi sibuk sendiri dengan Wulan yang sekarang juga tidak memakai sehelai pakaianpun, dan lagi mengoral suamiku sambil mengocok kontolnya, dan Agus pun menunggu giliranya
Tiba tiba gw terkejut dengan sesuatu yang hangat dan lembut menyentuh memek gw, gw berbalik dan melihat kepala Putri berada diselangkanganku dan menjilatin memek gw sedangkan Alit memelukku dari belakang sambil meremas dada gw. Putri dan Alit mengiring gw ke sofa dan sampai di sofa mereka melanjutkan menjilatin vagina gw dan Alit mengisap dan menjilat dada gw, kenikmatan menerpa tubuhku, tiba tiba gw merasa ada org duduk di sebelah kanan dan kiriku,
Ternyata Anton dan Roni. Roni melihat sambil meraba raba dada gw yg satu lagi, gw malu, terangsang. dikelilingin tiga cowok sambil diisepin vagina gw oleh Putri, gw mendesah keenakan. Posissi Putri digantikan oleh Anton yang sekarang menjilatin vagina ku uhhh….. nikmat banget rasanya! Rangsangan yang hebat gw rasakan dari dada yg diisep 2 cowok dan vagina gw yang basah dan horny dilahap abiz oleh mr Anton. Desahanku membuat para cowok memperlakukan gw lebih liar. Putri ke sebelah Roni dan melepaskan pakaiannya sambil mengoral kontolnya sampai ngeceng, dan berikutnya Alit dan Anton, sampai mereka semua tenlanjang bulat, ku lirik kontolnya Alit begitu tebal dan panjang 17 cm, Anton 19 cm dengan ketebalan yg sama, lalu gw meraba punya Roni karena gw tidak dapat melihatnya, ternyata lebih besar dari semuanya dan tebal sekali sampai jariku tidak dapat melingkari kontolnya, Anton memasukan jarinya kedalam vagina gw sambil clitorisku diisep dan dijilat membuat badanku bergetar dengan maut gw keluaaaaarrr …..ohhhhhh……. ahhhh….. cairan hangatku mengalir keluar dari vagina gw terasa tak henti hentinya mengalir keluar, semua terkena mulut Anton yang melahap dan menjilatin semua cairanku yang keluar. Anton memberi gw waktu untuk menikmati orgasmeku sebelum dia mengarahkan kontolnya ke vagina gw dengan pelan dia masukan kontolnya, sampai kontolnya masuk semua baru dia maju mundurkan kontolnya membuat gw mengikuti irama yang nikmat dia buat.
Anton mendorong pinggangnya kedepan agar kontolnya masuk semua ke vagina gw. Dengan tak sabar Alit berdiri dan mekangkangi muka gw sampai kontolnya didepan mulutku, dan kuraih dengan nafsu dan kumasukan kontolnya kedalam mulutku, kulirik ke kiriku untuk melihat Roni, entah kemana Roni tetapi sudah tidak berada di sampingku lagi, Putri memainkan dada gw dengan tangan dan mulutnya. sambil kontol Alit kuoral dan ku jilat bolanya sampai ujung kontolnya, sambil kontol Anton dalam vagina gw yang membuatku terangsang, seirama dengan jilatan Putri yg lembut di dada gw membuat gw mendesah aaaahhh….aaaahh…aaahh…, dan mebuatku lepas kendali, fuuuu..ckk…meee…fuuuuck…me.. Teeeddy… dengan gw mengerang membuat Anton nafsu dan menyodok vagina gw dengan keras dan badanku mulai bergetar lagi dan Arrrrrggg….. Arrrrrgg… aaahhhh….aaahhhh… kupegang pantat Anton dan kutarik kedalam agar kontolnya masuk lebih dalam lagi ke vagina gw…..oooohh…oooohhhh…Arrrrrggg g…. aaaah…..aaahhh…uuuhhhh… badanku bergetar getar dengan hebat. Melihat gw keluar Anton meyusul gw tahu dari denyutan kontolnya dalam diriku…tak lama Oooooo….. Oooohhhh.. akkk…uuu.. keeee…luaaa…rrr. Dia mencabut keluar kontolnya dan ternyata Putri telah menunggu dan Anton masukan kontolnya kedalam mulut Putri untuk menyemprotkan air maninya Aaaaa……hhh….aahhh….ahhh.. ooo… oooohhhh. ..banyaknya air mani yang keluar di mulut Putri sampai keluar kepipinya dan sisanya ditelan habis. Kebanyang olehku kenapa Anton tidak mengeluarkan dimulut gw (padahal gw belum pernah), Tapi minuman dan inek itu mebuat gw berbuat hal yang belum pernah gw inginkan sebelumnya dan sekarang gw sangat menginginkan. Sambil melamunkan tentang air mani Anton, tak sadar kontol Alit yang sedang ku oral dengan nafsu, sedang berdenyut denyut siap menyemburkan air maninya, gw terkejut tiba tiba Aaaa…hhhh….. Ooohhhh….ooohhh… giiiii…lllee… gw keluuuuuuuaarrr…..croooot…..cr ooot… mulutku dibanjirin air mani Alit, menyembur dengan keras ketongorokanku membuat gw batuk batuk, dan Alit mendorong kontolnya lebih dalam sambil memegang kepalgw sampai habis air maninya didalam kemulutku semua, banyak air maninya sampai sebagian tumpah ke sofa dan dada gw. Lemas lah Alit bersandar disebelahku. Kenikmatan pertamgw merasakan air mani keluar dimulutku membuat gw lupa sesaat akan suamiku, ternyata dia sedang duduk asik telanjang di oral oleh Putri dan kontol Agus dari belakang menyodok memeknya Putri dengan irama yang cepat celaaap…. ceeeeplok… celaaap…. Ceeeplok…. Terdengar suaranya.
Gw mengambil minumku dan menuguk minumanku, lalu gw dengan setengah sempoyongan kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai gw kembali ke sofa dan minum sedikit lagi mereka santai asik minum2. sambil bergoyang telanjang. Gwpun bergabung dengan mereka di lantai bergoyang. Sambil menikmati denyutan lagu house music, gw masuk ke dunia kenikmatanku sendiri, Dan rasanya pada saat itu ingin memeluk semua orang yang hadir. Gw mengenali wajah-wajah yang ada namun pikiranku kosong. Gw pPutri bergoyang di atas meja, dan gw bergoyang erotis seolah gw stripper yang hot. Dengan menyambut tangan tangan yang meraba raba setiap lekukan tubuhku yang membuatku sangat horny lagi. dengan jari, lidah di vagina gw dan dada gw tubuhku merasa nikmat.
Wulan naik keatas meja dan bergoyang bersamgw, goyangan kami seperti sepasang lesbi yang sedang terangsang. Wulan memasukan jarinya ke vagina gw dan lidahnya menjilatin dada gw dengan erotis sekali, tak lama Putri bergabug diatas meja dan kami bertiga kelihatan wanita lesbi yang hot dan heboh dikelilingi Alit, Roni, Anton, Agus, dan suamiku. Putri mengajak turun ke sofa dan gw terlentang diatas sofa dengan kaki dibuka lebar membuat akses yang mudah bagi Putri melahap vagina gw dan clitorisku, Anton menyuruh Wulan menduduki mukgw dengan gw ahirnya merasakan rasa memek wanita untuk pertama kali.
Memek Wulan yang basah terasa asin, gurih, sedikit amis tapi tak tahu kenapa gw menikmatinya dan melahap memeknya dengan nafsu. Keahlian Putri menjilain clitorisku membuat gw mendesah. dan memegang kepala Putri dan mendorongnya ke vagina gw yang berdenyut denyut. Lidahnya dimasukan dalam memiawku membuat tubuhku bergetar keenakan tubuhku bergoyang maut merasakan Orgasme dari Putri keluarlah cairanku kemulut Putri yang mungil, dan bersamaan Wulan mendesah Auhhh….. Arrrggggghhhhhh…oooohhhhhhh cairan Wulan keluar dimulutku dan Wulan menekan memeknya kemukgw sampai hampir gw gak bisa bernafas, memaksakan gw menelan semua cairannya yang keluar dari memeknya, dan gw menelan dan mejilat memeknya sampai habis! Gw merasa sangat happy, horny, dan nikmat. Gw melihat para cowok (termasuk suamiku) memandangku sambil berbisik bisik. Kemudian Agus dan Roni menghampiri gw yang sedang terlentang telanjang bulat dapat mereka melgwkan semau mereka dan gw akan menikmatinya. Roni dengan kontolnya yang besar dan panjang berhenti didepan mukgw, Agus menyusul dan juga berhenti depan mukgw dengan kontol yang setengan berdiri. Suamiku meraih kedua tanganku dan menaruhnya dikedua kontol didepanku sambil mengedipkan matanya seolah gw harus melayani mereka. Dalam kondisi horny gw kocok sambil kutarik kontol mereka lebih dekat mulutku, ku oral secara bergantian, hanya kontol Roni lebih gw perhatikan, karena tak sabar gw mau merasakannya dalam vagina gw. Gw melihat suamiku, Wulan, Anton, Alit, dan Putri duduk mengelilingi gw, Agus dan Roni seolah menonton film porno, dan gw akan menyajikan tayangan yang seru bagi mereka. sambil bermain oral satu sama lain, tetapi pandangan mata mereka tertuju kepadgw melayani 2 cowok. Ku jilat bola Roni dan kusedot masuk kemulutku berulangkali hingga Roni mendesah Oooo… oooohh….. Aaaah…, dan kujilat batang kontolnya hingga ujung lobang baru kumasukan kemulutku, panjangnya kontol Roni hanya bisa setengah yang masuk ke mulutku.
Kontol Agus kuperlgwkan sama dan diapun mendesah aaaa… Aaaahhh…. u uuuu…. Uuuuhhh.. tepuk tangan dari penoton claap….claapp… Hebat…Hebat.. membuat gw malu dan sangat terangsang secara bersamaan. Dada gw diremas remas dan putinku dipilin pilin oleh mereka berdua, yang memberiku sensai dan nafsu mengkulum kontol mereka. Jari Roni meraba sambil memasukan jarinya kedalam vagina gw yang hangat membuat gw mendesah ooooo…. Uuuuu….. aaaahhhh…., gw baru sadar kenapa lampu dalam terang sekali hanya dimana gw bermain dengan Roni dan Agus, seolah gw di atas panggung teater dan dikelilingi penonton. Mukgw memerah sebentar karena malu, tapi tubuhku yang horny banget mengalahkan maluku. Agus pPutri duduk di dada gw sambil kuoral, dan Roni diselangkaanku memainkan mengisap vagina gw sambil jarinya masuk keluar. desahanku yang keluar dari birahiku dengan tak sadar gw mendesah. Lagi2 tepukan tangan dari penonton bersuara dengan keras. Jilatan Roni membuatku meram melek dalam kenikmatan yang gw salurkan kekontolnya Agus yang sedang kusepong sepong dengan ganas. Gw merasa ujung kontol Roni berada didepan lubang vagina gw siap memasukannya, dengan pelan kepala kontolnya memasuki liang vagina gw, dan terasa amat besar masuk kepala kontolnya terasa sedikit sakit dan penuh vagina gw diisi kontolnya keluar suara dariku saat itu dengan pelan dia masukan semua sampai mentok dalam vagina gw yang merasa sangaaat penuh sekali.
Gw berhenti mengoral kontol Agus dan merasakan kenikmatan kontol Roni yang sedang keluar masuk vagina gw dengan lembut dan pelan. Kenikmatan yang luar biasa kurasakan dalam liang vagina gw, dengan penuh nafsu kupegangang pantatnya Roni dank ku atur tempo keluar masuk kontolnya lebih cepatdesahan dan keliaranku keluar tanpa kusadari, dan tepuk tangan serta kata fish dia Roni ent*tin dia yang kencang dari penonton yang bergairah melihat gw di genjot oleh Roni. Wulan menghampiriku dan gw dibalik dan diminta untuk nungging doggie style dengan Wulan dibawahku menjilat clitorisku yang sangat sensitive, dan Agus duduk di sofa depanku sambil kuoral, Roni kembali masukan kontolnya ke dalam vagina gw dari belakang. Kenikmatan yang belum gw merasakan melanda tubuhku, kenikmatan kontol dimulutku, vagina gw, clitorisku dijilatin sambil kontol yang besar keluar masuk vagina gw keliaranku mengambil alih! masukin Kontolmu yang lebih dalam dengan irama yang cepat membuatku Orgasme yang luar biasa dan tak bisa kutahan lagi bergetar, dan mengejang kejang, tubuhku sampai harus di pegangi Roni sambil dia menyodok dengan keras memasukan semua kontolnya ke dalam vagina gw, dan dia tahu gw sedang orgasme dia berhentikan agar gw dapat menikmatin orgasmeku.


Artikel Terkait
Waktu daftar kuliah
Pengalaman ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu.
Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi.
Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang.
Panggil saja saya, Budi.
Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama.
4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan.
Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri
karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik.
Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin.
Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya.
Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.
Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota. Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana.
Sekalian liburan kata kami.
Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi.
Maklum, kami semua termasuk berotak encer.
Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B.
Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar.
"Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi," kataku.
"Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!" sahut Nova.
"Yah... Curang... kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu...." komplainku.
"Maunya.." kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.
Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan.
Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan.
Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda.
Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya.
Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH-nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.
Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?
Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.
Jenni : "Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam."
Nova : "Kita main kartu aja yuk"
Budi : "Memangnya bawa?"
Nova : "Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja. Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya."
Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.
Nova : "Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?"
Budi : "Maksud kamu, Nov?"
Nova : "Strip poker!!"
"Gila kamu, Nov!"
Nova : "Kaga berani?"
Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.
Jenni : "Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!"
Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga.
Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.
Nova : "Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?'
Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.
Budi : "Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!"
Nova : "Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?"
Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan.
Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.
Budi : "Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?"
Nova : "Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?"
Kami semua setuju.
Budi : "Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?"
Nova : "Sampai semua bugil dong! Biar adil!!"
Jenni: "Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam.
Kita cewek-cewek kan kelebihan BH."
Nova : "Iya yah... ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh."
Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku.
Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni.
BH dengan warna cream kulit.
Hahahahaha... kamipun tertawa bersama.
Nova : "Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal."
Budi : "Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?"
Nova : "Hmm... TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!"
Budi : "Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!"
Nova : "Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?"
Jenni : "Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!"
Wah asyik nih peraturannya... tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih..
"Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!"
Nova : "Ih kamu, Bud.... Mau dong!!" Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!"
Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak.
Nova : "Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!"
Jenni : "Wah saya juga mau hisap titit Budi!"
Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga.
Permainan pun dimulai.
Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat.
Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya.
Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova.
Nova :"Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?"
Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.
Budi : "Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!"
Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan.
Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah
pemandangan di depan mata.
Nova : "Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!"
Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera.
Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya,
memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.
Jenni : "Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue."
Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas.
Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan.
Hahahaha.. otakku kotor juga.
Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang.
Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi.
Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja.
Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat.
Nova : "Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!"
Budi : "Gimana tidak keras... ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!"
Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya.
Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam.
Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar.
Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.
"Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap.."
Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri.
Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya.
Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku.
Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit.
Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku.
Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin.
Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali.
Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah.
Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku.
Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi.
Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah. Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova.
Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat.
Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan
panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya.
Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya.
Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya.
Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu-bulu halusnya sangat seksi.
Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah..... licin dan enak.
Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.
Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.
Nova semakin meracau..."Oohhh... aahhh... ohh..my... God.....Enak banget Bud"
"Terus Bud... Enak... ahhh...aahhHHH....AAAHHHHHH...Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih"
"Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud... gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud.."
"Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih."
"Iya, Bud... Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue... di luar aja dah enak, apalagi di dalam."
Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.
"Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!"
"Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih"
Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova.
Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah?
"Nov, udah masuk belom sih?"
Nova yang mulai meringis menahan sakit, "Kayaknya sih belom deh... tapi terusin aja."
"Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu."
"Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue."
"Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih.."
Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.
"Wah.. Nova... kayaknya titit gue dah masuk semua nih"
"Iya.. Bud..." sambil menahan sakit "diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit.."
Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova.
Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan-pelan pantatku.
Keluar masuk secara perlahan.
Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.
"Pelan-pelan yah Bud... masih sakit tapi dah mulai enak nih... vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu"
Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya.
"Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?"
Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.
"Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!"
"Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih."
Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku.
Nova pun semakin mendesah menggila. "Ahhh...Ohhh...Ahhh...Ohhh...Bud.. gue mau sampe lagi nih"
"Barengan Nov.. gue juga mau sampe.."
Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi.
"Ayo.. Bud... kita bbaaareeennggg...."
Croootttt...croottt.. croottt...Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova.
Ahh... ini perasaan yang luar biasa... kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik.
Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova.
Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut.
Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan-hisapan Jenni.
Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali.
"Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina."
"Iya, Jen."
Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku.
"Enak banget, Jen"
Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah.
Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati.
Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d.
Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas.
Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova.
Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap.
Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya.
Kuarahkan tititku ke vaginanya.
"Bud, jangan dimasukkin yah!"
"Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih"
"Jangan Bud... jangan sekarang." suaranya lembut meluluhkan hati.
Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.
"Ah... iya Bud.. Begitu saja... gesek saja terus... Ahh... Ahhh"
Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya.
Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni.
"OOhhhh... AHhhhh..enak Bud... Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi... Tee..teeeruussss.... AHHHHHH."
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali.
Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima.
Jenni cantik sekali...Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni.
Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi.
Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan.
Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova.
Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova.
Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.
Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat..
Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan.
Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung.
Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku.
Ah bingung.....
Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova.
Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi.
Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya.
Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.
"Hisap Bud! Biar lu tambah seru!"
Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang.
Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat.
"Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu... gue.. mauuuuu... Ahhhhh..." Nova pun orgasme lagi.
Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott...croott... dua kali aku semburkan spermaku.
"Bud enak banget disemprot elu... Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.'
Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma
dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni.
"Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova"
"Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya."
"Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu" timpal Nova.
Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta.
Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku.
******
Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk.
Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.
"Eh.. Rika" Nova panik "Bokap Nyokap lu mana?"
"Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C."
"Wah... lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam."
"Memangnya kenapa Nov? Eh... lu kok kaga pake BH?"
"Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih"
"Berhasil apaan sih, lu?"
"Gue kasih perawan gue ke Budi!!"
"Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!"
"Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja."
"Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?"
"Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak."
"Hahahaha...bener juga lu!"
"Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya."
"Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?"
"Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya."
Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa.
Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan.
Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior.
"Hah? Rika? Ngapain lu?" tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak?
"mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu" Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.
"Hahahaha" Nova tertawa geli. "Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu."
Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku.
"Eh.. Rika... baru sampe langsung sarapan aja nih" tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan.
Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya.
Body Jenni memang luar biasa. Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu.
"Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh... puasin gih... kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?"
"Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha.."
"Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok" timpal Rika.
Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi.
Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur.
Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang.
Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas.
Pentil yang bagus dan segera kulumat.
"Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud....aahhh.. ahhh.." Rika meracau kenikmatan.
Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali.
Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika.
Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat.
Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.
Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.
Tapi Jenni punya lebih wangi.
Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain.
Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian.
Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti
kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.
"
Ohh...oohhh... enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini.."
"Suruh Budi ngentotin elu, Rik... Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho" Nova menghangatkan suasana.
"Iya Bud.. masukin dong buruan."
"Yakin lu, Rik?" Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali.
Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil.
Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit.
Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah.
Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.
"Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk"
Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis.
"Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu." Rika sudah lupa daratan.
Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah.
Rika menitikkan air mata menahan sakit.
"Lanjut Rik?"
"Iya Bud. Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue"
Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk...keluar...masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah.
"Gila....Enak..banget....Tahu gini... dari kemaren... gue...ikutan...nginep...."Rika semakin larut dalam kenikmatan.
"Ohh...ooohh...enak... aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!"
Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang.
"Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot.."
"Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak...AAARRRHHHH"
Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku.
Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei.
Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan. Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku.
Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut.
Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang,
"Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu."
dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra.
Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku.
Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni.
Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta.
Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja. Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan
sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang.
******
Epilog:
Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama.
Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan.
Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang.
Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong.
Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin.
Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk "bermain".
Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja.
Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2.
Jenni akhirnya menjadi isteriku. Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan.
Kami berdua punya dua orang anak.
Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami.
Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika.
Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku.
Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.